my destiny

My photo
.>seterusnya akan tertegak kembali khilafah atas minhaj kenabian"

Wednesday, 20 April 2011

Perang Pemikiran

PerangSalib

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci” (Ash Shaff : 8).
Secara harfiah, Al ghazwu Al fikri (GF) mempunyai makna perang pemikiran, perang intelektual, atau invasi pemikiran. Dalam makna yang lebih luas berkaitan dengan kaum muslimin, GF mempunyai makna: “Perang yang dilancarkan musuh-musuh Islam dalam rangka menghancurkan ummat Islam beserta Aqidahnya dengan tidak melalui perang konvensional tapi melalui perang pemikiran / invasi pemikiran”.
Senjata-senjata GF ini meliputi segala sarana/media yang dapat mereka gunakan seperti media massa media cetak, media elektronik, pendidikan, LSM-LSM, buku-buku, lembaga pemerintahan dan sebagainya.
Senjata-senjata GF ini bagi kaum muslimin lebih berbahaya dari senjata M-16, pesawat tempur atau tank baja, karena sasaran yang akan dihancurkan adalah Aqidahnya. Sedangkan sasaran senjata konvensional yang akan dihancurkan hanyalah tubuh/fisiknya. Kaum muslimin yang terkena sasaran peluru GF ini memang tubuhnya tidak ada yang luka dan tidak mati secara fisik, bahkan tubuh mereka segar bugar dan terkadang hidupnya bergelimang dengan harta dan kursi kedudukan. Namun yang hancur dan mati disini adalah Aqidahnya. Kalau yang terkena peluru GF ini seorang tokoh muslimin atau orang-orang yang berpengaruh dikalangan ummat, maka penyakit ummat akan ditularkan dan disebarluaskan kepada pengikut-pengikutnya atau kepada orang lain sehingga orang lain pun akan ikut hancur pula aqidahnya. Seorang muslim yang terkena peluru GF, maka akan lenyap roh syahadatain dari dirinya. Sebagai gantinya, mengalirlah roh-roh yang tidak di ridhoi Allah seperti komunis, nasionalis, kapitalis, dan sebagainya. Yang seharusnya mereka memperjuangkan tegaknya “Lailahaillallah MuhamadurRosulullah”, alih-alih malah mereka siap berjuang dengan nyawanya demi tegaknya system komunis, nasionalis, kapitalis dan lain sebagainya.
Nasib kaum muslimin yang terkena peluru GF dihadapan Allah sangat ironis sekali. Bandingkan, kaum muslimin yang terkena peluru tank baja/M16 kemudian mati, mereka masih ada harapan surga asal syahid dalam ridho Allah (QS 3:169 dan 2:154). Namun bagi kaum muslimin yang terkena “peluru-peluru GF” kemudian mereka mati, sulit untuk bisa meraih surga, karena mereka telah sanggup untuk menyerahkan jiwa dan raganya demi system-sistem selain system yang diridhoi Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah Swt dalam firmanNya QS. 37:22-23,
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ
“(Kepada Malaikat) kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukanlah mereka jalan ke neraka”.
Perjalanan historis Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri sebenarnya telah ada sejak zaman Rosulullah dimana tokohnya adalah seorang munafik yang sudah tidak asing lagi yakni Abullah bin Ubay bin Salul. Dia dan anak buahnya tak henti-hentinya berusaha memadamkan cahaya Allah dengan secara terselubung menyebarkan bibit kebencian diantara kaum muslimin. Menurut DR. Anwar al Jumdi, setelah Abdullah bin Ubay, tokoh-tokoh GF ini adalah Abdullah bin Saba’ dan Abdullah bin Muqaffa serta kaum Zindiq.
Dalam perjalanan sejarah kontemporer, langkah-langkah GF ini dilakukan oleh orang-orang kafir khususnya Yhudi dan Nasrani, terutama setelah mereka gagal menaklukan dunia Islam melalui perang konvensional dalam perang salib ke-VII. Hal ini menimbulkan kesadaran baru bagi mereka bahwa penaklukan terhadap dunia Islam bukan dengan cara perang fisik atau invasi militer tapi dengan cara perang pemikiran, invasi pemikiran.
Orang yang pertama kali menyadari akan langkah-langkah ini adalah panglima perang salib ke-VII itu sendiri yakni Louis XIV Raja Perancis. Saat ia tertawan oleh pasukan kaum muslimin pada perang salib ke-VII di Al Masyuriyah pada tahun 647H/1250M, dalam memorinya ia menulis catatan yang berbunyi: “setelah memlalui perjalanan panjang segalanya telah menjadi jelas bagi kita kehancuran kaum muslimin dengan jalan perang konvensional adalah mustahil karena mereka memiliki manhaj yang jelas, yang tegak diatas konsep Jihad fi Sabilillah. Dengan manhaj ini mereka tidak akan pernah mengalami kekalahan militer”.
Karena itu, barat menempuh jalan lain. Bukan langkah-langkah militer tapi memerangi idiologinya dengan jalan mencabut akar manhaj ini dan mengosongkannya dari kekuatan, kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain dengan menghancurkan konsep-konsep dasar Islam dengan berbagai Takwil dan Tasykik.
Zwemer, seorang Nasrani mantan Yahudi mengingatkan kecilnya kemungkinan untuk bisa menghancurkan ajaran Islam secra totalitas, maka ia memberikan ancang-ancang target dengan pernyataannya sebagai berikut: ”Tujuan kita bukanlah mengkristenkan ummat Islam, target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari ajarannya ini yang harus kita capai walaupun mereka tidak bergabung dengan kita”.
Seorang arkitek penghancur Islam dari Belanda bernama Snouck Hurgronye dalam menghancurkan Islam melalui GF diantara poin-poinnya ia menyebutkan:
- Pisahkan ummat Islam dari ajarannya dengan strategi pendidikan yang terencana.
- Tumbuhkan perpecahan dalam tubuh ummat Islam.
Begitu pula seorang tokoh Yahudi Swiss bernama Theodore Hertzl pada tahun 1897 di Basel, dia berbicara dalam kongres Zionis I ”50 tahun lagi Negara Yahudi yang bernama Israil harus berdiri diatas kuil Sulaiman, dan kekhalifahan Islam harus hancur”. 50 tahun kemudian melalui PBB, legitimasi atas negara Israel dimulai pada tanggal 29 November 1947. Dengan keluarnya resolusi PBB yang mengakhiri mandat Inggris atas Palestina dan membagi Palestina menjadi dua bagian yaitu untuk Yahudi dan untuk Arab, negara Israel sebagai negara Yahudi diproklamirkan pada hari jumát sore tanggal 14 Mei 1948 dengan tidak mengalami kesulitan sama sekali. Karena memang sudah menjadi konspirasi jahat antara kaum Zionist dan kaum Salibis dalam menghancurkan ummat Islam. Dengan berdirinya negara Israel Yahudi dan Palestina, akan terseret negara-negara Arab dalam perpecahan dengan prinsip Nasionalisme nya.
Kepemimpinan ummat Islam didunia ini dihapus oleh Mustapha Kemal Pasha melalui dewan nasionalnya pada tanggal 3 Maret 1924 sebagai perpanjangan tangan Yahudi dalam konspirasi kaum Zionist dan Salibis. Dalam perjalanan sejarah kontemporer GF sampai saat ini telah berjalan dalam rentang waktu hampir 800 tahun lamanya, dan ternyata langkah-langkah ini lebih berhasil daripada perang konvensional atau langkah-langkah militer.
Ummat Islam saat ini, kondisinya betul-betul sangat memprihatinkan, telah banyak hancur Aqidahnya, banyak yang tidak betul-betul paham dengan ajaranNya, hanya faham soal shalat sampai Haji, atau dengan kata lain, Islam sebagai ajaran ritual seremonial belaka.
Kalau seseorang sudah melaksanakan shalat dengan khusyuk, telah mengeluarkan zakat dan telah melaksanakan Haji, biarpun pemimpinnya thaugut dan berjalan melalui metode-metode perjuangan thaugut maka dia tetap akan merasa bahwa ibadahnya telah sempurna. Perasaan yang demikian digambarkan Allah dalam firmanNya (QS. 43:36-37),
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌوَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
”Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang maha pemurah (al Qurán) kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang akan menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang bahwa mereka mendapat petunjuk”.
Dua poin penting yang menjadi sasaran GF yang pertama yaitu menjauhkan ummat Islam dari ajaran-ajarannya, dan yang kedua yakni menghancurkan persatuan ummat Islam (dengan menghancurkan sistem Khilafah), sehingga ummat Islam akan hidup dalam sekat-sekat golongan, kebangsaan dan lain-lain. Dengan adanya sekat-sekat ini ummat Islam akan lebih mengedepankan sekatnya, lebih mengedepankan pembelaan terhadap golongan dan bangsanya daripada pembelaan terhadap Islamnya.
Fenomena ini telah terjadi dimana-mana. Ummat Islam saat ini  sanggup menumpahkan darah saudaranya sendiri demi pembelaan terhadap kepentingan golongan atau bangsanya. Sebagaimana yang saat ini terjadi, perang Irak, Afghanistan, Pakistan bahkan Mesir yang notabene bertetangga dengan palestina tidak mau membuka gerbang Raffah untuk membantu saudara seimannya yg dibantai pasukan yahudi, demi mempertahankan eksistensi kepentingan nasionalismenya. Naudzubillahiminzalik..
Masih adakah roh syahadatain kaum muslimin saat ini? Atau sudah begitu parahkah kualitas Aqidah kaum muslimin saat ini? Sehingga perjalanan sejarah kaum muslimin saat ini harus ditulis dengan tinta merah. Maka kaum muslimin saat ini harus sadar dan berusaha membentengi diri dari serangan GF ini.
Membentengi GF ini tidak ada jalan lain kaum muslimin harus meniti kembali solusi wahyu bukan solusi raýu dengan kembali pada isyarat Allah dalam firmanNya (QS. 2:208),
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara kaffah/keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Kaum muslimin harus berusaha kembali pada ajaranNya secara utuh sesuai dengan kemampuannya, dibawah sistem kepemimpinan Islam itu sendiri yakni sistem Khilafah karna GF ini merupakan serangan dari sistem diluar Islam terhadap sistem Islam. Maka mengadapinya harus dengan sistem Islam itu sendiri yakni sistem Khilafah sebagai wadah pemersatu ummat dan pola dalam mengatur strateginya dibawah satu komando seorang ulil amri yaitu Khalifah / Amirul Mukminin

No comments: